Pesantren "Naungan Paling Indah"

Catatan Santri : Ahmad Dani Irawan, A.Md.

Catatan singkat ini saya dedikasikan untuk suatu tempat yang memberi ruang, kesempatan dan berkembang. Tempat yang selalu terbuka untuk semua kalangan, tempat berkumpulnya segala perjuangan, dan tempat berkhidmat nya para pencari ilmu yaitu Pesantren.

Pesantren merupakan entitas dan identitas sosial, kebanggaan masyarakat muslim Indonesia dengan segala kearifan lokal (local-wisdom) di dalamnya. Pada dasarnya, kehadiran pesantren ditengah-tengah masyarakat muslim Indonesia memiliki fungsi untuk mencetak, mengkader dan meregenerasi titah perjuangan para nabi dan orang-orang sholih intelektual secara sosial, emosional, dan spiritual yang disebut sebagai ulama atau kyai. Sebagaimana satu redaksi yang mafhum kita ketahui bahwa

العلماء ورثة الانبياء

"Ulama adalah pewaris para Nabi" (H.R.At-Tirmidzi)

Dalam bayangan kita, mungkin pesantren hanyalah sebatas lembaga non-formal yang menyediakan wadah bagi para pelajar alias santri untuk mengkaji al Qur’an, Hadits, dan Kitab kuning. Tidak salah, konotasi tersebut memang benar adanya namun sangat miskin jika hanya terbatas pada hal demikian. Apalagi di era digital saat ini pesantren - pesantren di Indonesia sudah berkembang dan mengikuti perubahan zaman, namum tetap tidak meninggalkan tradisi - tradisi dan budaya pesantren.

Santri Pondok Pesantren Barokah Darurrohman

Pesantren sebagai role-model keberagaman bangsa ini. Meskipun dari daerah  dan bahasa yang berbeda-beda, mereka hidup harmoni dan penuh cinta. Nilai-nilai luhur bangsa dan agama, telah lama melekat dan mengakar kuat di praktikkan oleh pesantren. Maka tak heran, salah satu output asli pesantren yaitu cenderung bersikap moderat dalam pemikiran, tindakan, dan ideologi di tengah heterogenitas bangsa ini, disinilah mengapa pesantren menjadi "naungan paling indah".

Pesantren tidak lepas dari simbol Kyai dan Santri di dalamnya. Seorang kyai sebagai simbol pimpinan tertinggi dalam sistem pesantren, sosok santri yang digambarkan sebagai objek dari transfer ilmu-ilmu keagamaan. Yang jelas, keduanya mengemban misi mulia yang tidaklah ringan untuk umat dan semesta alam.

Pesantren basis terakhir yang masih kokoh berdiri sebagai penopang bangsa ini, ditengah hiruk pikuk gempuran aneka macam budaya, tren-sosial, bahkan ideologi transnasional yang jelas-jelas bertentangan dengan kultur bangsa Indonesia. Maka, ada adagium yang mengatakan bahwa ‘Pesantren Kuat, Bangsa Ini In-Sya-Allah Kuat.