Pondok Pesantren Barokah Darurrohman

Ad Code

INFO

4/recent/ticker-posts

Mengenal lebih dekat Dr.KH.Kurnali Sobandi, M.M. Eps.1 "Masa Kecil yang mandiri"

Dr.KH.Kurnali Sobandi, M.M.
(Pengasuh Pondok Pesantren Barokah Darurrohman)

lahir di Karawang 02 September 1970, tepatnya di Kp.Karasak RT 004 RW 003 Desa Tegalsari kecamatan Cilamaya wetan Kabupaten Karawang. Anak ke 3 dari 7 bersaudara dari pasangan Alm.H.Sobandi dan Almh.Hj.Nasiah, terlahir dari keluarga yang sederhana ayahnya sebagai seorang petani dan ibu mengurus rumah tangga.

Sosok Kiyai Kurnali terlahir sangat lucu, dengan postur badan mirip dengan ayahnya namun wajahnya lebih mirip dengan Kakeknya yaitu Alm.H.Nurjaman. Sejak masih anak-anak Kurnali kecil sudah berkeinginan untuk menjadi seorang kiyai dan selalu mendeklarasikan dirinya dihadapan keluarga bahwa kelak ia akan menjadi seorang kiyai. ( Tutur Pak Nana Kaka dari Kiyai Kurnali)

Suatu ketika ibu Hj.Nasiah memanggil Kurnali kecil untuk menanyakan cita-cita nya, lalu Kurnali kecil dengan lantang mengatakan "Ketika besar nanti Kurnali akan jadi Drs.KH.Kurnali Mak", sebagai orangtua ibu Hj.Nasiah hanya bisa mendo'akan agar anaknya bisa mencapai apa yang di cita-citakan nya.

Masa-masa Kiyai Kurnali Kecil sama halnya seperti anak kecil pada umumnya, akan tetapi kiyai kurnali kecil adalah anak yang mandiri, bahkan untuk menambah uang jajannya saja ia rela membantu pamannya berjualan es mambo. Kala itu es mambo sangat digemari dan menjadi salah satu jajanan favorit, bersama dengan kakanya, Kurnali keliling kampung untuk berjualan es mambo. Ia sangat bersemangat menawarkan es mambo kepada teman-teman nya, namun ada hal yang menarik ketika ia berjualan es mambo, suatu ketika ia melihat ada anak kecil yang sedang menangis, dan kemudian ia langsung memberikan es mambo dagangannya kepada si anak tersebut secara gratis dan cuma-cuma. Ntah apa yang ada dibenaknya pada saat itu, tapi apa yang dilakukannya adalah hal yang sangat baik dan mulia, karna ia mau berbagi dan menghibur temannya yg sedang sedih atau kesusahan. 

Keesokan harinya Kurnali bersiap untuk menawarkan es dagangannya lagi kepada teman-temannya, akan tetapi pada hari itu cuaca sangat tidak mendukung karna langit berawan dan gelap tanda akan turunnya hujan. Dan benar saja tak lama kemudian air pun turun dari langit dengan sangat deras, melihat cuaca yang tidak memungkinkan untuk berjualan es maka Kurnali pun memutuskan untuk kembali ke rumah dengan membawa sisa es yang masih banyak dan belum terjual. 

Dengan perasaan sedih dan takut dimarahi oleh pamannya, ia tidak berani  untuk mengembalikan sisa es yang masih banyak itu kepada pamannya.  Namun kesedihan Karna es jualannya tidak laku sampai terbawa kedalam mimpi dan ia seraya berteriak  "eesss, essss es Mambo". Akhirnya ia meminta agar ibunya untuk mengembalikan sisa es nya, Padahal pamannya pun tidak akan memarahi  dan pasti akan memaklumi karna memang kondisi cuaca yang sedang hujan deras. 

Itu lah sedikit kisah masa kecil dari Dr.KH.Kurnali Sobandi, M.M. kita akan lanjutkan pada blog yang selanjutnya yaitu Eps. 2 "belajar ngeliwet (Pesantren) dari barat hingga ke timur".


Oleh : Habibi

(Santri Ponpes Barokah Darurrohman)

Posting Komentar

1 Komentar

.